malam tambah larut
aku semakin sepi
angin tambah menusuk
aku semakin senyap
lelah
lelah
aku lelah
lelah menjalani siang
lelah atas diri sebagai insan
lelah dengan idealisme utopis
dan lelah atas kesendirian ini
wahai sepi,
terimakasihku padamu
yang setia menemani malam-malamku
karenamu
kataku terukir
disetiap hamburan kertas
aku hanya membayangkan
tak bergerak kakiku
jatuh tersungkur
aku tak berbicara
tetes air mata berhenti
bibirku tak bergerak
mataku tak berkedip
aku tak bernafas
sedang aku masih seperti ini
sendiri tanpa kontribusi
tanpa sikap
tanpa kata
disini
dalam ruang sumpek ini
wahai sepi,
akankah kau datang lagi
jika ku tlah menemukan tulang rusukku?
akankah kau menyapaku
jika ku tlah mengayuh behtera lain?
aku tak tahu
bagiku
masa depan terlalu ghaib.