18 September 2010




"Silaturahmi" merupakan kata serapan dari bahasa arab "Shilaturrahim" (shad, lam, ta' marbuthah, alif-lam, ra', ha', mim / صلة الرحم) yang terdiri dari dua kata (idhafat /murakkab -arabic ling) "shilah" (صلة = menyambung) dan "al-rahim" (الرحم = kandungan), yang bermaksud menyambungkan persaudaraan, baik persaudaraan dari satu rahim (satu darah-kandung) ataupun dari satu rahim aqidah (islam), dan semua orang di dunia ini adalah saudara dari rahim manusia pertama (Hawa) tanpa membedakan ras, suku bangsa dan agama serta kepercayaan.

Seperti halnya kata "muhrim" yg sudah kagok selalu dimaksudkan untuk konteks orang yg masih ada hubungan keluarga dekat sehingga terlarang untuk dinikahi. Padahal jika dilacak pada bahasa aslinya (bahasa arab), muhrim itu merupakan sighat fa'il (bentuk subjek) dari akar kata "ahrama, yuhrimu, ihram" yg berarti orang yg sedang melakukan ihram atau sedang melaksanakan ibadah haji. Kamus Besar Bahasa Indonesia yg dikeluarkan oleh DEPDIKNAS edisi revisi 2008 pun sudah mengklarifikasi pemaknaan kata "muhrim" tersebut dengan mencantumkan dua makna; ber-ihram dan hubungan keluarga.

Kembali pada "Silaturahmi". Kata "rahmi" (ra', ha', mim, ya' -nisbat- /رحمي) sebagaimana diinterpretasikan -dengan tidak mengurangi rasa hormat- oleh Bapak Hidayat, memang bermakna rasa nyeri yang diderita para ibu ketika hamil atau melahirkan. Dikarenakan pada ujung kata terdapat "ya' -nisbat-", maka menunjukkan ada kata depan yg disembunyikan, yaitu kata "waja'" (وجع) yang berarti sakit, karena selalunya sebuah kata yg menggunakan "ya -nisbat-" mengandung padanan kata depan yg bisa merujuk nisbat tersebut. Namun sangat tidak nyambung sekali jika kata "rahmi" (dalam konteks semantika arab) dipadankan dengan kata "shilah". Terlebih jika "Silaturahmi" ditafsirkan sebagai penyebab kebencian, kedengkian dan konflik dengan apologi "sebab, yang kita sambung adalah rasa nyeri para ibu kita ketika melahirkan tadi."

Pada akhirnya, kita jangan coba-coba melafalkan kalimat "silaturrahmi" dihadapan orang arab, karena kalimat ini selain rancu, juga tidak pernah digunakan oleh bangsa arab sendiri. Adapun melafalkan "shilaturrahim" itu dapat dimengerti oleh sebagian bangsa arab, karena mereka jarang menggunakan kalimat tersebut melainkan menggunakan kata "ziarah" (berkunjung). walaupun sebagian mereka tahu kata "rahim" ini terdapat dalam pesan Rasul Saw yang dikoleksi oleh Al-Bukhari melalui riwayat Abu Hurairah : "man kana yu'min billah wal-yawmil-akhir, fal-yashil rahimahu".

Sedikit kesimpuan:

- Bahasa Indonesia mengadopsi kalimat "shilaturrahim" menjadi "silaturahmi" (mengubah ortografi baku "shad" yg seharusnya "sh" menjadi "s" saja serta huruf "r" ditulis satu saja -bukan dua-)

- Silaturahmi dalam konteks indonesia tetap bermakna shilaturrahim, karena sudah dibakukan oleh leksikografi indonesia.

- Silaturahmi merupakan korban dari fenomena fonetis (qadhiah sima'iyah)orang indonesia belaka.

Wallahu A'lam

____________________________

NB:

- Silahkan kunjungi Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi revisi 2008:
http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/kbbi/index.php

- Untuk menelusuri etimologi leksikal kata "al-rahim" silahkan cek komparasi etimologis pada situs ini:
http://www.myali.net/vb/showthread.php?t=19295

- Untuk berselancar ngubek-ngubek kalimat "shilaturrahim" silahkan langsung ke TKP ini:
http://www.saaid.net/rasael/252.htm

- Untuk mengupas syari'at silaturahmi, disini:
http://muslimbook-ar-posts.blogspot.com/2009/09/blog-post_20.html

- Untuk menari-nari bersama "ya -nisbat-", monggo cekidot yang ini:
http://www.islamguiden.com/arabi/m_a_r_27.htm

Label: ,

posted by Kepinding @11.27 // 0 souls being nibbled


Home Page



WELCOME
to
BiLik Kepinding
_About_
  • Blog
  • Me
  • My Name
  • Sotoy Mode On
  • Ada Apa Dengan Sareupna
  • Dialektika Luqman
  • Hujan Dalam Al-Qur'an
  • Ketika Sastra Berpolitik
  • Korelasi Politik & Tasawuf
  • Positif Thinking
  • Memaknai Kata "Rokok"
  • Rupa Allah
  • Silaturahmi, Menyoal Etimologi
  • Sanggar Sastra
  • Tahun Kesedihan
  • Tentang Hari
  • Tentang Setan
  • Acak adut
  • Bangkit Itu...
  • Buta Politik
  • Gayus Tambunan
  • KTP Tanpa Kolom Agama
  • Malaikat Yang Gelisah
  • Manisnya Negeriku
  • Menciptakan Teroris
  • Model Manusia Ala Syafi'i
  • Mother Nature
  • Teko
  • Pemulung Sampah
  • Sesal Mahatma Gandhi
  • Pernyataan Sikap MUI Terkait Pemblokiran Situs Islam Online
  • Sahal Mahfudz
  • Terima kasih Malaysia
  • Qana'ah Aku
  • Angin Goeroen
  • Abu Nawas di DPD
  • Asparagus Vs Molokhia
  • Curi-curi Pandang
  • Domba = Embek
  • Feminin But Maskulin
  • Gembel Loba Bacot
  • Keroncongan
  • Maafkan Aku Tuhan!
  • Ninja Egypt
  • Paranormal St. Farouk
  • Perang Nyok !!
  • Reboisasi Tai Kebo
  • Sate Hijriyah
  • Tadabburrr
  • Ya Ahma... 3x
  • Ngigau DotKom
  • Aku Naluri
  • Aribieku
  • Berhentilah, Pak Tua
  • Berkasih
  • Bertarung
  • Biarkan Aku
  • Caliphate Itu
  • Globe Esok
  • Goblok Anakmu, Ibu
  • Intifadhah
  • Jas Apa?
  • Kelas Tambahan
  • Kudeta atau
  • Lelap
  • Madrasah Masa Depan
  • Malam Qadar
  • Mayday
  • Mendebur
  • Emansipasi
  • Menggeledah
  • Menghidu
  • Merasai
  • Monolog Sepi
  • Mumpung
  • Nomadic Chronicle
  • Pak Kumis
  • Paul et Verginie
  • Ramlah
  • Rongsok Senja
  • Sang Najmah
  • Sapu Lidi
  • Setak-setik
  • Terjegal
  • Terseret
  • The Stool Pigeon
  • Titip Peluk
  • Trotoar
  • Gemuruh
  • Aahh... 2020/1442
  • Bercakap Bersama Rabi'ah
  • Celoteh Demokrasi
  • Dialog Diri
  • Gigit Koruptor !!
  • Jalan Raya Kehidupan
  • Layar Listrik
  • Memaknai Rakyat
  • Menciptakan Teroris
  • Menikmati Demokrasi
  • Mrs. Suzanne
  • Prinsip Hidup
  • Polarisasi Media
  • Racau Terminal
  • Seragam SD
  • Surat untuk Pak Alwi
  • Teruntuk Adik
  • _Memoar_
  • Nurdin Bucek
  • Three Musketeers
  • Tragedi Jalan DAM
  • Ummu Alif
  • Galeri Koleksi
  • Dimana Pun Berada, Aku Akan Shalat
  • Inikah Kode Etik Perang Itu?
  • Kamar Bujang Goeroen
  • Perestroika
  • Tank Revolusi 25 Januari
  • Apa Kata Mereka Tentang Saya?
  • Kata Syahrul Fakhri
  • Kata Ramadhan El-Syirbuny