21 Maret 2009


Sering sekali Zagazig meraih prestasi sebagai DPD PPMI terbaik tiap tahunnya. DPD yang sekretariatnya berada di Jantung kota Provinsi Sharkeia ini mengandalkan program-program Departemen Tarbiyah wat-Ta’lim. DPD tanpa Qism ini, ibarat jasad tanpa ruh. Setiap minggu, mesti ada pelatihan yang mendatangkan tokoh Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) dari Kairo. Belum lagi frekuensi diskusi di DPD Zagazig lumayan tinggi. Kajian spesifik fakultatif agenda DPD ada empat; Madrasah Tafsir, Hadits, Aqfil (Aqidah & Filsafat) ama Lughah. Untuk diskusi panas, ada "Al-Mujaddid" & "Genesis". Kajian afiliatif, ada "Islah" & "Ikhat". Disusul "Lisanul Arab" & "Al-Qur'an Community (AC)" yang bergerak di bidang pengembangan potensi. Dan Awlad Tafsir khusus tingkat 4 Marhalah ’05 hidup dengan Studi Groupnya. Belum lagi –hampir- setiap kajian meluncurkan buletin tiap bulannya.

Lantas, ada apa di balik kajian-kajian ama geliat nulis yang tumbuh subur bagai jamur di musim hujan ini? Tak lain dan tak bukan hanya sebuah konsekuensi logis dari sejatinya spirit kritis Thalabul `ilm. Terutama geliat tulis-menulis, entah itu untuk rubrik-rubrik buletin, ataupun riset ilmiyah. Al-Qur'an sendiri mengeksplisit agar manusia gemar menulis lewat QS. Al-Qalam "Nuuun, wal Qalami wa Ma yasturuuun". Kita tahu bagaimana Ulumul-Qur'an berbicara tentang agungnya reputasi makhluk (dalam ayat ini; Qalam: pena & Ma yasturun: karya tulis) yang disumpah oleh Allah. Senada dengan pribahasa latin yang mengatakan "Verba vallent, scripta manen", atau sebuah Mitsal arab "Man hafizha farra, wa Man kataba farra". Begitu pula dengan perintah membaca dalam QS. Al-Alaq "Iqra". Wededededeeeee...

Di awal term II, semua kajian digelindingkan. Tiap hari ada diskusi. Tinggal pilih, mana yang mood. Semenjak liburan Term I, gW tinggal di Mansoura; Provinsi Dakahlea, ngurusin visa temen (Adi Sutarsa) ma urusan nyari keringat. gW sendiri ngerasa rugi ninggalin Zagazig. gW banyak absen di acara pelatihan dan ruang diskusi yang bejibun di Zagazig.
***

Dua bulan sudah gW di Mansoura. Terdengar kabar bahwa Madrasah Lughah mengalami stagnasi. Pun di Term I (waktu itu gW sedang asyik-asyiknya banting tulang memeras keringat di Katamea Height), cuma satu kali saja diskusi linguistik diadakan. Padahal agendanya sebanyak 8 kali kajian.. Lalu di awal Term II, belum sekalipun kajian Madrasah Lughah diadakan. gW ngerasa tanggung jawab terhadap kemandegan Madrasah ini. Cieee...
Urusan temen belum kelar-kelar. gW rindu Zagazig. gW pulang. Ada Acara Munasharah Palestina di Zagazig. gW juga kangen ama Madrasah Lughah.



Mengenai stagnasi kelas linguistik, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab, diantaranya adalah minimnya referensi propertif dikalangan MASIZIG (Mahasiswa Indonesia di Zagazig). Sedikitnya mahasiswa Lugah Arabiyah yang berdomisili di Zagazig dengan potensi terbatasnya menjadi alasan lain dari stagnasi ini. Hal ini membuat Madrasah Lugah tak seramai Madrasah Hadits, apalagi Tafsir. Madrasah Lugah hampir mirip ama Aqfil. Sepi. Tapi Aqfil masih mending karena anggotanya rada banyak, ditambah senior-seniornya mau aktif. Warga Zagazig pun seperti gak ada yang minat ngikut Madrasah Lugah ini.

Suatu siang gW kunjung ke Maqar. Ketemu Kepala Madrasah Lugah; Hasyim Azhari. Ngobrolin Madrasah. Ujung-ujungnya Hasyim memelas:
Antum bisa gak jadi pemateri? Sekali aja, Please!”

“gW oke-oke aja jadi pemateri. gW pengen tema diskusinya yang menggigit, kira-kira apa?” Kalau hanya ngebahas Sintaksis ama Morfologi -sebagai mana yang sering diutarakan oleh Yudha Perdana-, orang-orang udah pada pinter” timpal gW.

“Apa aja lah, yang penting ada”, tukas Hasyim.

“Oke, ntar gW nyari tema. Kalo dapat yang gokil, insya Allah gW maju. Tapi gak janji”, gW sok mantaf.

“Insya Allah, Usahakan lah 4 hari lagi!, bit-taufiq ya...”, seloroh Hasyim sambil senyum.

Malam hari gW jalan ke Mahatta, ngilangin suntuk, liat-liat buku di Usra Library, siapa tau ada yang baru. Raba sana, raba sini. gW lihat buku cover biru, Asy-Syu`ara’ Al-Muhditsin Fil-`Ashril-`Abbasi: DR. Al-Arabi Hasan Darwisy. Langsung gW embat ‘n nengok daftar isinya. Waw… keren nih buku. Dalemnya ngebahas enam biografi pujangga kelas kakap Dinasti Abbasiyah (Basyar bin Barad, Abu Nawas, Abu Tamam, Al-Buhturi, Ibnu ar-Rumi ‘n Ibnu al-Mu’taz). gW kecantol. gW selorok duit di saku.

Tiba di flat, gW buka-buka tuh buku.. Sebetulnya gW beli tuh buku karena tertarik Abu Nawasnya aja. Kebetulan di Personal Library gW ada Diwan Abi Nuwas setebel 612 halaman. Tiba-tiba gW terpikir nulis Biografi Abu Nawas dari buku-buku yang gW koleksi. Malahan gW ingin ngajuin “Abu Nawas” sebagai bahan diskusi fakultatif. Di diktat firqah 3 term I Bahasa kan ada mata kuliah Tarikh Adab Abbasi.

Esok harinya gW nyamperin Hasyim. gW bincangkan masalah Abu Nawas. Laksana menemukan oase di hamparan gurun pasir tandus, Hasyim senang eksistensi Madrasahnya akan terbukti di Term II ini.

Sekarang giliran gW repot. Atas dasar “Khoirun-nas anfa`uhum lin-nas”, gW stand by di depan kompi selama 3 hari untuk menulis pernak-pernik sang legendaris dari mulai dibedong ibu hingga dibedong lebai.

gW harus rela ninggalin aktifitas harian; keluyuran. gW kudu siap-siap jadi pemakalah studi biografi yang waktunya tinggal 3 hari lagi.

Lalu, maksud Abu Nawas di DPD itu??? hehe... ya studi biografi di Madrasah Lugah itu.
Kaboooooooor...... 
------

NB: Makalahnya menyusul (hehe… editing dulu)

Label:

posted by Kepinding @20.33 // 0 souls being nibbled


Home Page



WELCOME
to
BiLik Kepinding
_About_
  • Blog
  • Me
  • My Name
  • Sotoy Mode On
  • Ada Apa Dengan Sareupna
  • Dialektika Luqman
  • Hujan Dalam Al-Qur'an
  • Ketika Sastra Berpolitik
  • Korelasi Politik & Tasawuf
  • Positif Thinking
  • Memaknai Kata "Rokok"
  • Rupa Allah
  • Silaturahmi, Menyoal Etimologi
  • Sanggar Sastra
  • Tahun Kesedihan
  • Tentang Hari
  • Tentang Setan
  • Acak adut
  • Bangkit Itu...
  • Buta Politik
  • Gayus Tambunan
  • KTP Tanpa Kolom Agama
  • Malaikat Yang Gelisah
  • Manisnya Negeriku
  • Menciptakan Teroris
  • Model Manusia Ala Syafi'i
  • Mother Nature
  • Teko
  • Pemulung Sampah
  • Sesal Mahatma Gandhi
  • Pernyataan Sikap MUI Terkait Pemblokiran Situs Islam Online
  • Sahal Mahfudz
  • Terima kasih Malaysia
  • Qana'ah Aku
  • Angin Goeroen
  • Abu Nawas di DPD
  • Asparagus Vs Molokhia
  • Curi-curi Pandang
  • Domba = Embek
  • Feminin But Maskulin
  • Gembel Loba Bacot
  • Keroncongan
  • Maafkan Aku Tuhan!
  • Ninja Egypt
  • Paranormal St. Farouk
  • Perang Nyok !!
  • Reboisasi Tai Kebo
  • Sate Hijriyah
  • Tadabburrr
  • Ya Ahma... 3x
  • Ngigau DotKom
  • Aku Naluri
  • Aribieku
  • Berhentilah, Pak Tua
  • Berkasih
  • Bertarung
  • Biarkan Aku
  • Caliphate Itu
  • Globe Esok
  • Goblok Anakmu, Ibu
  • Intifadhah
  • Jas Apa?
  • Kelas Tambahan
  • Kudeta atau
  • Lelap
  • Madrasah Masa Depan
  • Malam Qadar
  • Mayday
  • Mendebur
  • Emansipasi
  • Menggeledah
  • Menghidu
  • Merasai
  • Monolog Sepi
  • Mumpung
  • Nomadic Chronicle
  • Pak Kumis
  • Paul et Verginie
  • Ramlah
  • Rongsok Senja
  • Sang Najmah
  • Sapu Lidi
  • Setak-setik
  • Terjegal
  • Terseret
  • The Stool Pigeon
  • Titip Peluk
  • Trotoar
  • Gemuruh
  • Aahh... 2020/1442
  • Bercakap Bersama Rabi'ah
  • Celoteh Demokrasi
  • Dialog Diri
  • Gigit Koruptor !!
  • Jalan Raya Kehidupan
  • Layar Listrik
  • Memaknai Rakyat
  • Menciptakan Teroris
  • Menikmati Demokrasi
  • Mrs. Suzanne
  • Prinsip Hidup
  • Polarisasi Media
  • Racau Terminal
  • Seragam SD
  • Surat untuk Pak Alwi
  • Teruntuk Adik
  • _Memoar_
  • Nurdin Bucek
  • Three Musketeers
  • Tragedi Jalan DAM
  • Ummu Alif
  • Galeri Koleksi
  • Dimana Pun Berada, Aku Akan Shalat
  • Inikah Kode Etik Perang Itu?
  • Kamar Bujang Goeroen
  • Perestroika
  • Tank Revolusi 25 Januari
  • Apa Kata Mereka Tentang Saya?
  • Kata Syahrul Fakhri
  • Kata Ramadhan El-Syirbuny