Trotoar jalan
bertahun-tahun sudah aku berbagi denganmu
bercerita apa saja
mungkin setengah kepahitan jiwaku telah beralih padamu
malam ini aku menyusuri trotoar lagi
tak bisa kubendung langkah ini
sekedar melepas rasa rindu
meski angin terbalut gerimis
malam semakin larut; hitam pekat
kubiarkan tubuh ini basah kuyup
aku akan menapakimu sejenak
menghitung jumlah ruas-ruasmu
dulu kutaburkan kepedihan padamu
kau menyimaknya dengan setia
dulu kumuntahkan pilu-pilu jiwa
kau tampung dengan mesra
jika bukan trotoar
siapa lagi yg akan kucari
apakah orang-orang yang bermulut besar
yang bersuara lantang seperti binatang-binatang hutan
yang bisanya mencela kemudian tertawa
ohh... tidak
jika hanya mampu menghina
hanya mampu memangsa
tapi tidak merasa
sama sekali tak menganggap ada
bocah ingusanpun bisa
ohhh iya,
aku datang padamu hanya untuk menyapa
bagaimana kabarmu, bukan untuk mengadu lagi
lagi pula aku harus belajar menanggung beban sendiri
aku tak mau merengkuhmu menggumuli lara-laraku
aku mau istirahat dulu
badanku mulai menggigil
besok lusa kita akan bertemu lagi
tetaplah menjadi trotoar
yang setia menyediakan lahan untuk pejalan
setia menampung pedagang emperan
setia ditetesi keringat pengamen, pengasong dan pengemis
good bye trotoarku !!
god bless you !!