Dik, tahukah engkau selepas pulang sekolahku, ku pergi diam-diam menukar baju-bajuku di loakan dengan beberapa ribuan, demi menjejali sakumu?!
Dik, tahukah engkau bagaimana dulu setiap pagi aku rela kehilangan satu jam mata pelajaran karena jarak yang ditempuh dengan berjalan kaki, demi mengantarmu sampai di gerbang sekolah putih-merahmu?!
Dik, tahukah engkau mimpi-mimpiku untuk menjadikanmu seorang intelek, yang bijak, yang militan, yang kritis, yang berjiwa pemimpin, yang peka terhadap gejala sosio-politik, yang entrepreneur, yang problem-solver, yang peduli terhadap sesama, yang santun bersahaja, yang mendarah-dagingkan esensi sejarah masa lampau dan masa depan?!
Dik, bagaimana engkau akan memproses hal-hal besar, sementara hal-hal kecilmu tak jua kau rampungkan?! Bagaimana kau akan melawan arus besar, sementara kau terkipas sepoi angin?!
Dik, tahukah engkau bagaimana dulu setiap pagi aku rela kehilangan satu jam mata pelajaran karena jarak yang ditempuh dengan berjalan kaki, demi mengantarmu sampai di gerbang sekolah putih-merahmu?!
Dik, tahukah engkau mimpi-mimpiku untuk menjadikanmu seorang intelek, yang bijak, yang militan, yang kritis, yang berjiwa pemimpin, yang peka terhadap gejala sosio-politik, yang entrepreneur, yang problem-solver, yang peduli terhadap sesama, yang santun bersahaja, yang mendarah-dagingkan esensi sejarah masa lampau dan masa depan?!
Dik, bagaimana engkau akan memproses hal-hal besar, sementara hal-hal kecilmu tak jua kau rampungkan?! Bagaimana kau akan melawan arus besar, sementara kau terkipas sepoi angin?!