10 Januari 2010


Anda adalah istri seorang presiden sebuah negeri dengan nama Republik Arab Mesir yang memiliki sejarah peradaban agung. Namamu harum semenjak Nobel “International Peace Prize” di raih tahun 1988 atas peran besar menggelindingkan spirit toleransi manusia di tanah air, liga arab dan dunia internasional sebagai konsekuensi usaha yang diusung lewat gerakan cinta buku.

Dunia liga arab menjadi budak pusaka motivatifmu yang kesohor “Al-Qira`ah Lil-Jami’” (Reading For All). Semuanya tunduk di bawah spanduk-spanduk yang berderet di jalanan. Dan sungai Nile, mengalir subur dengan “Maktabah Usrah”mu. Ya, atas nama “Pustaka Keluarga”, Anda telah membuka ladang jasa, kerja, bisnis, pahala dan terutama ilmu. Sebuah lahan empuk untuk menanam buah pena para penulis dahulu, kemarin, dan sekarang; pilosof, sastrawan, insan cendikia, pemikir, putera daerah, bangsa atau karya luar. Kini, berapa banyak kepala manusia yang sudah dituang-jejali buku-buku cetakan pustakamu? Berapa pahala yang di gondol? Sungguh mulia visi Anda, Ibu. Menjadikan generasi bangsa terbiasa bermain dengan buku-buku.

Buku-bukumu membuat betah. Pilihan macam serial pustakamu; sastra, pemikiran, seni, sosiologi, teknologi, dan turats (klasik) digandrungi massa dewasa. Ada bermacam panorama disana; sejarah, saint, karya inovatif, disiplin ilmu teoritik dan lainnya. Sementara untuk kanak-kanak, pustakamu menyediakan serial khusus. Jempol bagimu, Ibu. Ah, belum cukup kalau hanya jempol, mungkin di tambah angkat topi dan menunduk.

Tiap bulan, minggu bahkan hari, tak mau ketinggalan update-an pustakamu. Tinggal merogoh saku, tak terlalu menguras, tapi relatif. Rugi rasanya jika dalam seminggu telat membeli buku-buku itu. Dikarenakan buku-bukumu, sampai rela prioritas belanja dikorbankan.

Buku-bukumu yang serial turats, bisa dimanfaatkan untuk referensi makalah, rujukan kritis diskusi dan bahan curhat harian di blogspot. Dan serial lain, bisa dicicipi untuk memperluas planet magis benak. Karena nge-fan, lemari pustaka pribadi didominasi oleh buku-bukumu. Lemari ukuran 2x2m. belum cukup menampung.

Sempat terlintas, bagaimana jika tidak sampai bisa melanjutkan studi minimal sampai pasca sarjana di negerimu? Berapa banyak buku-buku menarik selanjutnya yang dimubazzirkan? Sebetulnya bisa disiasati dengan memesan siapapun yang masih studi di negerimu untuk mengirimkannya ke negeri balik. Tetap, menikmati pilihan buku-bukumu dengan tangan sendiri adalah kepuasan.

Al-Qira`ah Lil-Hayat” (Reading For Live)
Ini dia, satu motto lagi yang sering dijumpai di terowongan Metro Anfaq tertulis dalam baliho tembok. Hingga pada tahun 2009, kalimat jitu itu ditambah satu ungkap lagi, “Mishr al-Salam” (Egypt is The Regard)

Membaca adalah tahap awal dan perangkat penting untuk menyelami intelektual. Sekumpulan larik kata penyumbang unsur aktif membentuk peradaban. Benar ungkap sekapur sirih dalam buku-bukumu, Ibu. Pendahulumu berwasiat pada putranya: “Wahai anakku, simpanlah hatimu di balik buku-bukumu! Cintailah buku-bukumu sebagaimana kau mencintai ibumu!”

Besar jasamu untuk negeri ini, Ibu. Sudah! terlalu panjang memuji. Kurang baik dan memang tak baik. Bila ibu tak rela disanjung-sanjung, ambillah segenggam pasir dan lemparkan ke mukaku! Mohon perkenankan, satu lagi rasa kagum untuk sampul belakang buku-buku Ibu. Senyum manis ramah potret ibu, kerap mata tak berhenti memandang tertegun. Dan satu takjub untuk rambut Ibu yang bersinar, apakah sama seperti terangnya lampu Thomas Alva Edison?

Label:

posted by Kepinding @16.28 // 0 souls being nibbled


Home Page



WELCOME
to
BiLik Kepinding
_About_
  • Blog
  • Me
  • My Name
  • Sotoy Mode On
  • Ada Apa Dengan Sareupna
  • Dialektika Luqman
  • Hujan Dalam Al-Qur'an
  • Ketika Sastra Berpolitik
  • Korelasi Politik & Tasawuf
  • Positif Thinking
  • Memaknai Kata "Rokok"
  • Rupa Allah
  • Silaturahmi, Menyoal Etimologi
  • Sanggar Sastra
  • Tahun Kesedihan
  • Tentang Hari
  • Tentang Setan
  • Acak adut
  • Bangkit Itu...
  • Buta Politik
  • Gayus Tambunan
  • KTP Tanpa Kolom Agama
  • Malaikat Yang Gelisah
  • Manisnya Negeriku
  • Menciptakan Teroris
  • Model Manusia Ala Syafi'i
  • Mother Nature
  • Teko
  • Pemulung Sampah
  • Sesal Mahatma Gandhi
  • Pernyataan Sikap MUI Terkait Pemblokiran Situs Islam Online
  • Sahal Mahfudz
  • Terima kasih Malaysia
  • Qana'ah Aku
  • Angin Goeroen
  • Abu Nawas di DPD
  • Asparagus Vs Molokhia
  • Curi-curi Pandang
  • Domba = Embek
  • Feminin But Maskulin
  • Gembel Loba Bacot
  • Keroncongan
  • Maafkan Aku Tuhan!
  • Ninja Egypt
  • Paranormal St. Farouk
  • Perang Nyok !!
  • Reboisasi Tai Kebo
  • Sate Hijriyah
  • Tadabburrr
  • Ya Ahma... 3x
  • Ngigau DotKom
  • Aku Naluri
  • Aribieku
  • Berhentilah, Pak Tua
  • Berkasih
  • Bertarung
  • Biarkan Aku
  • Caliphate Itu
  • Globe Esok
  • Goblok Anakmu, Ibu
  • Intifadhah
  • Jas Apa?
  • Kelas Tambahan
  • Kudeta atau
  • Lelap
  • Madrasah Masa Depan
  • Malam Qadar
  • Mayday
  • Mendebur
  • Emansipasi
  • Menggeledah
  • Menghidu
  • Merasai
  • Monolog Sepi
  • Mumpung
  • Nomadic Chronicle
  • Pak Kumis
  • Paul et Verginie
  • Ramlah
  • Rongsok Senja
  • Sang Najmah
  • Sapu Lidi
  • Setak-setik
  • Terjegal
  • Terseret
  • The Stool Pigeon
  • Titip Peluk
  • Trotoar
  • Gemuruh
  • Aahh... 2020/1442
  • Bercakap Bersama Rabi'ah
  • Celoteh Demokrasi
  • Dialog Diri
  • Gigit Koruptor !!
  • Jalan Raya Kehidupan
  • Layar Listrik
  • Memaknai Rakyat
  • Menciptakan Teroris
  • Menikmati Demokrasi
  • Mrs. Suzanne
  • Prinsip Hidup
  • Polarisasi Media
  • Racau Terminal
  • Seragam SD
  • Surat untuk Pak Alwi
  • Teruntuk Adik
  • _Memoar_
  • Nurdin Bucek
  • Three Musketeers
  • Tragedi Jalan DAM
  • Ummu Alif
  • Galeri Koleksi
  • Dimana Pun Berada, Aku Akan Shalat
  • Inikah Kode Etik Perang Itu?
  • Kamar Bujang Goeroen
  • Perestroika
  • Tank Revolusi 25 Januari
  • Apa Kata Mereka Tentang Saya?
  • Kata Syahrul Fakhri
  • Kata Ramadhan El-Syirbuny