Dalam ilmu Tasawuf kita mengenal bahasan Mental States (Ahwâl), diantaranya Al-Rajâ', yaitu suatu sikap mental optimisme dalam memperoleh karunia dan fasilitas Tuhan yang disediakan kepada Makhluknya. Pun dengan politik, jika politik hanya difahami sebagai jalan perbaikan dan perubahan semata, maka bersiap-siaplah untuk kecewa. Politik adalah seni dari berbagai kemungkinan; kemungkinan baik dan buruk yang ditinjau berdasarkan persfektif tiap individu yang diyakini. Maka sikap yang tepat dalam berinteraksi dengan politik adalah BERHARAP (Al-Rajâ').
Tasawuf juga mengenalkan Stages (Maqâmât), yaitu jalan panjang yang ditempuh oleh seseorang untuk menuju Sang Khaliq. Maqâmât tersebut menurut kesepakatan (muttafaq `alaih) para pegiat tasawuf ada 7, yaitu: al-taubah, al-shabr, al-zuhd, al-tawakkal, al-faqr, al-ma’rifah, dan al-ridha. Begitu pula dalam politik, apapun harapan (Al-Rajâ') kita terhadap politik, maka barengilah dengan tobat, sabar, zuhud, tawakkal, fakir, syukur, makrifat, dan kerelaan. Ringkas benang merahnya berarti takdir politik adalah takdir Tuhan. Maka masing-masing individu berharap pada partai politik & presiden yang terpilih agar dapat mengelola negara & bangsa ke arah yang lebih baik, tercipta Indonesia sebagai baldatun thayyibatun warabbun ghafur (Negeri yang baik, yang subur akan ampunan Tuhan).