1 April 2015


Ttd: Ahmad Dzakirin.


Utusan Pemerintah Indonesia Pak Alwi Shihab selaku utusan RI, anda dikutip Harian al Misr Yaum telah memuji-muji setinggi langit Diktator Abdul Fatah dan sebaliknya menuduh Ikhwanul Muslimin, korban kebrutalan, sebagai gerakan teroris yang keluar dari prinsip Islam.

Jika ucapan itu benar, ada beberapa pertanyaan yang harus anda jawab. Bukankah tidak ada riset jujur yang mendukung pernyataan anda Pak Alwi? Dari mana referensi dan sumber anda? Dunia sepakat dua hal untuk kasus Mesir, pertama, ada kudeta militer dan pelanggaran HAM berat disana yang dilakukan Fir'aun abad 21, Abdul Fatah Sisi. Akomodasi Barat atas Sisi lebih karena REALPOLITICS. 

Mesir secara geo politik telah lama menjadi bagian kepentingan Barat. Kedua, tidak ada riset valid yang membuktikan Ikhwan sebagai organisasi teroris. Dari AS? Uni Eropa? Atau PBB? Silahkan pak Alwi bongkar file anda, sebaliknya, dua tahun kudeta, Ikhwan terbukti sebagai greatest peaceful Islamic movement on earth.

Bahkan, Downing Street baru saja memasukkan ke laci hasil investigasi tentang Ikhwanul Muslimin yang diketuai mantan Dubesnya untuk Arab Saudi. Tim investigasi itu dibentuk atas tekanan Saudi dan Uni Emirat Arab. Namun hasilnya nihil, tidak ada fakta yang menyakinkan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah gerakan teroris. Hasil ini tentu tidak sesuai dengan pesanan Arab Saudi dan keinginan PM David Cameron yang setengah mati hendak memasukkan Ikhwan dalam daftar organisasi teroris. Cameron sadar dia tidak boleh crossing the line. That's the beauty of western democracy......

Pak Alwi, jika benar anda mengatakan demikian, maka anda telah melakukan dua kesalahan serius. Pertama, anda telah menyelewengkan pajak rakyat (membiayai perjalanan anda ke Mesir) dan kedua, mengkhianati amanat rakyat yang membenci kezaliman. Jangan sampai publik menyebut anda intelek tukang dan mewakili kepentingan kelompok.

Label:

posted by Kepinding @00.32 // 0 souls being nibbled

31 Maret 2015


PERNYATAAN SIKAP MUI TERKAIT PEMBLOKIRAN SITUS ISLAM ONLINE

Mengamati perkembangan situasi yang bergejolak di masyarakat belakangan ini terkait tindakan Pemerintah memblokir sejumlah situs media Islam, dengan ini Komisi Komunikasi dan Informasi Majelis Ulama Indonesia (Komisi Kominfo MUI) memberikan pernyataan resmi kepada masyarakat melalui siaran pers ini, sebagai berikut:

1. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, pemblokiran situs-situs media Islam harus tetap mengacu pada kebebasan berpendapat sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Dalam era informasi sekarang, Pemerintah harus berhati-hati dalam menyimpulkan dan menetapkan suatu keputusan yang berdampak luas bagi masyarakat, apalagi yang terkait dengan situs-situs keagamaan karena menyangkut kepentingan umat beragama yang luas.

3. Pemblokiran situs-situs media Islam ternyata telah menimbulkan reaksi yang begitu masif dan serentak dari umat Islam, sebagaimana kita lihat di media massa. Hal itu dapat kita pahami karena umat Islam sangat mengkhawatirkan akan munculnya kembali gerakan phobia pada Islam.

4. Apabila ternyata pemblokiran terhadap situs-situs media Islam tersebut telah salah dilakukan oleh Pemerintah, maka sudah seharusnya Pemerintah melakukan rehabilitasi nama baik situs-situs media tersebut. Nama baik situs-situs media Islam tersebut telah ternodai karena terlanjur dikait-kaitkan dengan gerakan kekerasan, radikalisme, dan terorisme.

5. Pada masa yang akan datang, pemblokiran situs-situs media Islam hendaknya dilakukan secara hati-hati dengan melibatkan MUI, Kementerian Agama, dan ormas-ormas Islam, sehingga keputusannya benar-benar kredibel, tidak mendatangkan kerugian bagi media yang bersangkutan, dan tidak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

6. Setelah ini, MUI masih akan terus melakukan pendalaman dan pengkajian kembali atas kasus pemblokiran situs-situs media Islam ini dengan mengundang pihak-pihak terkait, mulai dari Kementerian Komunikasi dan Informasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), serta para pengelola situs-situs media yang diblokir.

7. Akhirnya, MUI hendak mengingatkan bahwa tugas Pemerintah adalah memberikan bimbingan dan melakukan pembinaan terhadap situs-situs media massa yang mulai tumbuh dan berkembang di Tanah Air, agar mereka dapat turut serta memberikan andil dalam pendidikan yang baik kepada masyarakat.

Demikian keterangan yang dapat kami sampaikan kepada masyarakat dengan diiringi harapan semoga peristiwa pemblokiran terhadap situs-situs media Islam tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang, sehingga Indonesia akan tetap dikenal sebagai negeri di mana kebebasan berpendapat sangat dihormati, dan Islam menjadi agama yang rahmatan lil ‘alamin.

Jakarta, 31 Maret 2015/10 Jumadis Tsani 1436
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi
Dr. Sinansari Ecip

CATATAN: ternyata ada 198 situs Islami yg sedang dalam pengawasan BNPT dan tidak ada satupun situs JIL, Syiah yg menghina dan mengkafirkan isteri dan sahabat Nabi saw, komunis, sekularis yg merusak akidah muslimin Indonesia

Label:

posted by Kepinding @11.30 // 0 souls being nibbled


Home Page



WELCOME
to
BiLik Kepinding
_About_
  • Blog
  • Me
  • My Name
  • Sotoy Mode On
  • Ada Apa Dengan Sareupna
  • Dialektika Luqman
  • Hujan Dalam Al-Qur'an
  • Ketika Sastra Berpolitik
  • Korelasi Politik & Tasawuf
  • Positif Thinking
  • Memaknai Kata "Rokok"
  • Rupa Allah
  • Silaturahmi, Menyoal Etimologi
  • Sanggar Sastra
  • Tahun Kesedihan
  • Tentang Hari
  • Tentang Setan
  • Acak adut
  • Bangkit Itu...
  • Buta Politik
  • Gayus Tambunan
  • KTP Tanpa Kolom Agama
  • Malaikat Yang Gelisah
  • Manisnya Negeriku
  • Menciptakan Teroris
  • Model Manusia Ala Syafi'i
  • Mother Nature
  • Teko
  • Pemulung Sampah
  • Sesal Mahatma Gandhi
  • Pernyataan Sikap MUI Terkait Pemblokiran Situs Islam Online
  • Sahal Mahfudz
  • Terima kasih Malaysia
  • Qana'ah Aku
  • Angin Goeroen
  • Abu Nawas di DPD
  • Asparagus Vs Molokhia
  • Curi-curi Pandang
  • Domba = Embek
  • Feminin But Maskulin
  • Gembel Loba Bacot
  • Keroncongan
  • Maafkan Aku Tuhan!
  • Ninja Egypt
  • Paranormal St. Farouk
  • Perang Nyok !!
  • Reboisasi Tai Kebo
  • Sate Hijriyah
  • Tadabburrr
  • Ya Ahma... 3x
  • Ngigau DotKom
  • Aku Naluri
  • Aribieku
  • Berhentilah, Pak Tua
  • Berkasih
  • Bertarung
  • Biarkan Aku
  • Caliphate Itu
  • Globe Esok
  • Goblok Anakmu, Ibu
  • Intifadhah
  • Jas Apa?
  • Kelas Tambahan
  • Kudeta atau
  • Lelap
  • Madrasah Masa Depan
  • Malam Qadar
  • Mayday
  • Mendebur
  • Emansipasi
  • Menggeledah
  • Menghidu
  • Merasai
  • Monolog Sepi
  • Mumpung
  • Nomadic Chronicle
  • Pak Kumis
  • Paul et Verginie
  • Ramlah
  • Rongsok Senja
  • Sang Najmah
  • Sapu Lidi
  • Setak-setik
  • Terjegal
  • Terseret
  • The Stool Pigeon
  • Titip Peluk
  • Trotoar
  • Gemuruh
  • Aahh... 2020/1442
  • Bercakap Bersama Rabi'ah
  • Celoteh Demokrasi
  • Dialog Diri
  • Gigit Koruptor !!
  • Jalan Raya Kehidupan
  • Layar Listrik
  • Memaknai Rakyat
  • Menciptakan Teroris
  • Menikmati Demokrasi
  • Mrs. Suzanne
  • Prinsip Hidup
  • Polarisasi Media
  • Racau Terminal
  • Seragam SD
  • Surat untuk Pak Alwi
  • Teruntuk Adik
  • _Memoar_
  • Nurdin Bucek
  • Three Musketeers
  • Tragedi Jalan DAM
  • Ummu Alif
  • Galeri Koleksi
  • Dimana Pun Berada, Aku Akan Shalat
  • Inikah Kode Etik Perang Itu?
  • Kamar Bujang Goeroen
  • Perestroika
  • Tank Revolusi 25 Januari
  • Apa Kata Mereka Tentang Saya?
  • Kata Syahrul Fakhri
  • Kata Ramadhan El-Syirbuny