22 Desember 2014

Totalitas, Integritas dan kredibilitas adalah nyawa dalam berbisnis. Tiga point tersebut menjadi karakter bisnis Muhammad sewaktu remaja. Kejujurannya dalam mengelola dagang terkenal di seantero Arab, tokoh-tokoh senior Mekkah kagum dan menaruh hormat hingga orang-orang menggelarinya dengan nama Al-Amin. Hal ini membuat Khadijah yang notabene saudagar kaya tertarik untuk menjadikan Muhammad sebagai Manager bisnisnya yang kemudian dijadikan suaminya.

Menjadi pribadi yang matang, mapan, kaya raya, memiliki keluarga yang harmonis, adalah mimpi semua orang normal. Semua keidealan ini plus kehormatan dimiliki oleh sosok Muhammad selama 15 tahun, yaitu sejak menikah dengan Khadijah dari usia 25 sampai 40 tahun. Lalu apa yang terjadi setelah usia Muhammad 40 tahun?

Sungguh, semestinya Muhammad merasakan hasil dari semua pencapaian hidup yang dirajutnya selama itu. Namun seorang yang tadinya dihormati kemudian dihina, seorang yang tadinya disanjung kemudian dicaci-maki, seorang yang tadinya dielu-elukan kemudian dicibir. Hanya gara-gara "La ilaha illallah", bisnis Muhammad diboikot, interaksi sosial keluarganya dikebiri, nama baiknya tercemar dengan tuduhan penyihir, fisiknya disakiti bahkan orang-orang ingin merenggut nyawanya. Tragis. Teramat tragis.


Pada awalnya Rasul menyebarkan risalah Islam dengan pendekatan personal, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara face to face, secara diam-diam, sembunyi-sembunyi (Da'wah Sirriyah). Kemudian setelah pengikutnya terus bertambah, Rasul memusatkan dakwah diam-diam ini di rumah Al-Arqam bin Abi Al-Arqam. Sampai berjalan 3 tahun, Rasul dan beberapa sahabatnya memulai berdakwah dengan terbuka. Abu Thalib paman Nabi sebagai tokoh Mekkah menjadi individu penjamin atas keberlangsungan dakwah Islam yang dibawa Muhammad. Orang-orang Musyrik Mekkah tak berkutik menghadang Muhammad, terlebih setelah dua tokoh Mekkah yang ditakuti; Hamzah bin Abdul Muthallib dan Umar bin Al-Khattab memutuskan untuk masuk Islam.

Mungkin kita akan mengungkapkannya dengan kalimat "Sakitnya tuh disini". Ya, ini tentang tahun kesedihan, yaitu tahun dimana dalam satu tahun itu Rasul merasakan kesedihan, kepiluan, gamang, galau dan penderitaan yang bertubi-tubi. Pada tahun ke-10 kerasulan Muhammad, Khadijah istri yang hebat itu wafat, sebulan setelahnya, Abu Thalib paman beliau meninggal dunia. Mereka berdua adalah unsur motivasi horizontal dalam keberlangsungan dakwah Islam. Penderitaan membabi-buta dirasakan oleh keluarga dan sahabat-sahabatnya. Kaum Musyrik Mekkah semakin leluasa menyakiti Rasul, meludahi, melempar batu, memasang duri di pintu rumah Rasul. Sejarah mencatat rentang ini sebagai 'Am Al-Huzn (tahun kesedihan).


Label:

posted by Kepinding @21.51 // 0 souls being nibbled


Home Page



WELCOME
to
BiLik Kepinding
_About_
  • Blog
  • Me
  • My Name
  • Sotoy Mode On
  • Ada Apa Dengan Sareupna
  • Dialektika Luqman
  • Hujan Dalam Al-Qur'an
  • Ketika Sastra Berpolitik
  • Korelasi Politik & Tasawuf
  • Positif Thinking
  • Memaknai Kata "Rokok"
  • Rupa Allah
  • Silaturahmi, Menyoal Etimologi
  • Sanggar Sastra
  • Tahun Kesedihan
  • Tentang Hari
  • Tentang Setan
  • Acak adut
  • Bangkit Itu...
  • Buta Politik
  • Gayus Tambunan
  • KTP Tanpa Kolom Agama
  • Malaikat Yang Gelisah
  • Manisnya Negeriku
  • Menciptakan Teroris
  • Model Manusia Ala Syafi'i
  • Mother Nature
  • Teko
  • Pemulung Sampah
  • Sesal Mahatma Gandhi
  • Pernyataan Sikap MUI Terkait Pemblokiran Situs Islam Online
  • Sahal Mahfudz
  • Terima kasih Malaysia
  • Qana'ah Aku
  • Angin Goeroen
  • Abu Nawas di DPD
  • Asparagus Vs Molokhia
  • Curi-curi Pandang
  • Domba = Embek
  • Feminin But Maskulin
  • Gembel Loba Bacot
  • Keroncongan
  • Maafkan Aku Tuhan!
  • Ninja Egypt
  • Paranormal St. Farouk
  • Perang Nyok !!
  • Reboisasi Tai Kebo
  • Sate Hijriyah
  • Tadabburrr
  • Ya Ahma... 3x
  • Ngigau DotKom
  • Aku Naluri
  • Aribieku
  • Berhentilah, Pak Tua
  • Berkasih
  • Bertarung
  • Biarkan Aku
  • Caliphate Itu
  • Globe Esok
  • Goblok Anakmu, Ibu
  • Intifadhah
  • Jas Apa?
  • Kelas Tambahan
  • Kudeta atau
  • Lelap
  • Madrasah Masa Depan
  • Malam Qadar
  • Mayday
  • Mendebur
  • Emansipasi
  • Menggeledah
  • Menghidu
  • Merasai
  • Monolog Sepi
  • Mumpung
  • Nomadic Chronicle
  • Pak Kumis
  • Paul et Verginie
  • Ramlah
  • Rongsok Senja
  • Sang Najmah
  • Sapu Lidi
  • Setak-setik
  • Terjegal
  • Terseret
  • The Stool Pigeon
  • Titip Peluk
  • Trotoar
  • Gemuruh
  • Aahh... 2020/1442
  • Bercakap Bersama Rabi'ah
  • Celoteh Demokrasi
  • Dialog Diri
  • Gigit Koruptor !!
  • Jalan Raya Kehidupan
  • Layar Listrik
  • Memaknai Rakyat
  • Menciptakan Teroris
  • Menikmati Demokrasi
  • Mrs. Suzanne
  • Prinsip Hidup
  • Polarisasi Media
  • Racau Terminal
  • Seragam SD
  • Surat untuk Pak Alwi
  • Teruntuk Adik
  • _Memoar_
  • Nurdin Bucek
  • Three Musketeers
  • Tragedi Jalan DAM
  • Ummu Alif
  • Galeri Koleksi
  • Dimana Pun Berada, Aku Akan Shalat
  • Inikah Kode Etik Perang Itu?
  • Kamar Bujang Goeroen
  • Perestroika
  • Tank Revolusi 25 Januari
  • Apa Kata Mereka Tentang Saya?
  • Kata Syahrul Fakhri
  • Kata Ramadhan El-Syirbuny